Berikut ini beberapa buku
yang secara kuat mendorong Z supaya bisa baca sampe selesai, dan buku2 ini juga
yang mempengaruhi gaya penulisan Z di kemudian hari.
Mungkin ada buku yang nggak
terkenal2 banget. Tapi ya Z menuliskan sesuai dg apa yang Z rasakan, ttg
pengaruhnya ke tulisan2 Z.
1. Kuch-kuch Lebay Hai karya
Yudhi Herwibowo. Ini ngebantu banget dalam kelangsungan hidup Pesantren Girls.
Selama proses pembuatan PG, Z didampingi diari-diari, dan buku ini. Jadi pas
mentok gatau nulis apa, Z baca KKLH. Dan alhamdulillah selalu aja ada hal yang
bisa Z tulisin.
2. Rectoverso karya Dee.
Berpengaruh mendorong Z bikin cerpen pertama. Rectoverrso ini buku pertama Dee
yang Z baca, dan langsung menggugah semangat. Bahasanya itu lho. Enakeun.
Nyastra tapi bisa dinikmati remaja yang asalnya nggak suka sastra. Dari pas
kata pengantar aja udah bawa semangat. Cerita yang paling berkesan tuh yang
Malaikat juga Tahu. Katanya itu emang diangkat dari kisah nyata.
Sekarang Rectoverso udah ada
versi layar lebarnya. Keren.
3. Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata. Dibandingkan Novel Laskar Pelangi, Z lebih suka buku yang ini. Laskar
Pelangi Z bacanya loncat-loncat, kalo ini nggak. Bener2 udah diulang
berkali-kali tetep bawa pencerahan. Pas si Andrea ceritain alasan kenapa dia
nggak suka tukang pos, itu sedih sangat. Z suka tulisan Andrea disini.
4. Studying Abroad karya
Windy Ariestanty. Gimana ya. Windy itu nulisin tips nya enakeun banget. Dan
cara dia memandang sesuatu tuh nggak memojokkan. Toleran. Easy going. Seneng
pokonya. Cara Windy kasih tips ini jadi bekal Z pas nulisin tips2 di novel PG.
5. Karya-karya Asma Nadia. Z
suka kalo Asma Nadia udah nyampe akhir tulisan. Ish, banyak soswitnya.
Kata-katanya juga suka bikin terharu. Di catatan hati seorang Istri, di Jilbab
Traveler, karya2 antologinya, semuanya, Z suka (kebanyakan Z baca karya dia
yang nonfiksi). Contohnya, pas Asma Nadia tinggal di Korea, dan bersahabat baik
dg orang yang bahkan kalo mrk ngbrol cuman ngandelin bahasa isyarat, Asma Nasia
blg gini "saya kira pada akhirnya saya mengerti. Keramahan dan ketulusan,
tak membutuhkan bahasa,"
Atau pas di china, ada
fenomena tangan kecil yg kefoto, Asma Nadia nulis "Saya yakin, Allah
sedang mengingatkan saya, agar selalu dekat dan tak pernah lupa memohon perlindungan-Nya,
kemanapun saya melangkah". Cara dia nutup tulisan gini yang suka Z tiru.
6. Blog multiply Irfan
Amalee. Hampir sama kayak Asma Nadia, Z suka cara dia nutup tulisannya. Rapi
dan membawa kesan. Z suka kalo dia udah nostalgiaan. Ada sedihnya, lucunya, dan
dia emg ahli menuliskan itu. Dan mungkin karena Z kenal sama dia, jadi Z bisa membayangkan apa-apa yang dia tulis, dan itu bawa pengaruh besar terhadap semangat Z juga.
7. Dwilogi Padang Bulan (dan
Cinta dalam Gelas) karya Andrea Hirata. Buku ini kerennya keren banget. Baru
awal-awal aja udah sedih. Dan bahasa sastra yang Andrea pake itu nggak ribet.
Kayaknya dia nulisnya mengalir gitu. Buku Andrea yang ini bukan cuman
menginspirasi Z nulis novel dg gaya penulisan baru, tapi dia juga bawa semangat
bikin cerpen, tulisan2 sederhana, dan membuat kita jd lebih bersyukur.
8. Sang Alkemis karya Paulo
Coelho. Wah, ini mah, bukan sembarang buku. Z baca buku ini, serasa Z ikut
ngangon domba, ikut ada di karavan, ikut berkelana, ikut jd pekerja toko
kristal, dll nya. Ya ampun, buku ini emang nggak mempengaruhi cara nulis, tapi
dia mempengaruhi cara berpikir. Tentang kita dan legenda pribadi, hal-hal yang
sudah termaktub, dll. Pokoknya kereeeeeeennn banget.
Sejauh ini baru itu aja buku
yang menurut Z berkesan.
The Kite Runner juga berkesan
abis, terutama dlm membuat air mata bocor terus2an, tapi sayangnya Z nggak baca
novel ini sampe selesai. Pas Amir (apa siapa yang pemeran utamanya) pindah dr
Afghanisan, Z jd males baca. Jd lgsg loncat ke akhir.
Nanti kalo ada buku yg
berkesan di hati, Z apdet lg listnya.
Waaahh!!!
BalasHapusJadi kepengeeenn Banyak Beli BUKUUU
XD
kak Z aku juga suka sm rectoverso,sang pemimpi dan dwilog padang bulan ;')
BalasHapuskak Z punya novel the oldman and the sea gak?