Waktu itu ada liputan A Uzan di acara 360 di Metro TV. Z sedih
waktu liat Abi nonton sambil cirambayan (meneteskan air mata). Mungkin
dia ngerasa usahanya membuat a Uzan berhenti dari narkoba selama ini
nggak sia-sia. Selama 9 tahun A Uzan jadi pecandu narkoba jenis putaw
yang merupakan jenis narkoba berat karena penggunaannya disuntikkan
langsung ke pembuluh darah, bukan diminum. Cibiran orang karena anak
seorang guru mengaji ternyata seorang pecandu kelas berat mungkin a
dalah
resiko yang harus kita terima. Mamah dan Abi juga sebetulnya nggak
diam. Nasehat mah udah nggak keitung. Doa mengalir setiap detik, memohon
supaya anaknya bisa lepas dari narkoba. Abi cari dokter sana sini, cari
tempat rehab sana sini, yang bisa bantu a Uzan berhenti. Tapi
usaha-usaha itu belum juga membuahkan hasil. Sampai akhirnya A Uzan
direhabilitasi di Rumah Cemara, tempat rehabilitasi yang kebetulan
pengasuh-pengasuhnya adalah mantan-mantan pecandu yang dulunya
rekan-rekan Abi, dan merupakan kumpulan orang yang berdedikasi tinggi
untuk pemulihan para pecandu.
Hari ini, saat A Uzan lepas dari narkoba, lalu kembali menggeluti
bidang yang pernah digelutinya ketika SMP, bertanding sebagai pemain
profesional, Abi dan Mamah cengo di depan TV ngeliat anaknya yang dulu
jadi ujian terberat bagi mereka, sekarang jadi anak yang membuat mereka
bangga.
Pesan moral : Ibu-ibu, bapak-bapak, semua yang ada
disini, kalau sedang diuji dg anak yang bandel, yang susah diatur, yang
nyebelin, sing sabar nyak. Akan ada saatnya dia berubah.
Subhanallah aku bijak banget sihhh ;;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar